Sabtu, 27 November 2010

Keunikan Makanan Indonesia

KULINER Indonesia memiliki banyak variasi bahan makanan, teknik pengolahan, dan bumbu. Bagi juru masak, mengolah menu Nusantara merupakan tantangan.
Gerusan modernisasi sedikit banyak menggeser pola makan kita. Ditambah serbuan makanan cepat saji yang bisa kapan saja dan mudah dinikmati. Perlahan tapi pasti, tren pola makan masyarakat telah kembali ke santapan tempo dulu.
Sous Chef Hotel Novotel Semarang Aris Untung Wibowo mengungkapkan, di Kota Semarang, tren pola makan telah berubah. Kini, masyarakat lebih memilih menikmati makanan Nusantara. Pergeseran ini dipengaruhi maraknya restoran yang menghadirkan makanan khas Indonesia. Bukan hanya restoran yang mengusung makanan khas Indonesia, sejumlah hotel pun tidak mau kalah. Di dalam daftar menu, kerap terselip menu khas Tanah Air.
“Suatu tantangan tersendiri memasak makanan Indonesia dibandingkan makanan internasional. Sebab, memasaknya membutuhkan lebih banyak bumbu serta kesabaran,” kata Aris.
Sebagai contoh, menu soto. Lupa memasukkan salah satu bumbu saja, rasanya pasti berbeda. Sebaliknya, jika terlalu “bereksperimen” dengan cara menambahkan bumbu, rasa yang tersaji juga akan berbeda.
Selain tepat menangkar bumbu, kesabaran saat memasak pun harus terlatih. Beberapa menu memang membutuhkan waktu cukup lama untuk mengolahnya. Aris mencontohkan menu opor ayam. Ada beberapa tahapan yang mesti dilalui dan dilakukan secara perlahan untuk menghasilkan opor ayam yang lezat. “Step by stepcara pembuatan harus dilakukan dan tidak bisa dilewati. Proses ini juga sekaligus melatih kesabaran. Saat ingin mengentalkan opor, kita harus sabar karena mengaduk-aduknya mesti dilakukan perlahan- lahan. Tidak bisa asal mengaduk saja,” tutur Aris.
Setelah selesai dimasak, sensasi rasa makanan Indonesia sangat bervariasi. Lidah akan mengecap rasa gurih dari santan kelapa ataupedas merica. Masih ada sentuhan rasa manis dari campuran gula pasir maupun gula jawa. Perpaduan rasa ini dijamin mengundang rasa penasaran untuk bersantap.
Keistimewaan lain makanan Indonesia adalah cara penyajian makanan yang unik. “Keunikan cara penyajian menjadi daya tarik untuk memikat konsumen,” sebut Operational Manager Restoran Sambara Bobby Siswara. Sambara menyajikan beragam makanan asal tanah Pasundan, baik yang masih eksis maupun yang mulai jarang di tengah masyarakat.
Cara penyajian yang unik terlihat pada menu nasi songsong atau nasi claypot. Bahan pembuat, seperti beras atau beras ketan, dicampur dengan bumbu-bumbu lain ditambah oncom. Setelah semua tercampur, dimasukkan ke dalam bambu, lalu dibakar hingga matang.
Keragaman dan keunikan makanan khas Indonesia dianggap tantangan oleh para juru masak. Chef Hotel Horison Semarang Andri Juni Arifin menyebutkan, bahan-bahan yang digunakan untuk memasak makanan Indonesia terkadang sulit ditemukan lagi di pasaran. “Sebagai contoh, untuk membuat ganjel rel, kita harus menggunakan tepung gaplek. Bahan ini agak susah didapatkan,” ujar Andri.

Berhenti dari Permainanku Sendiri


Andai aku bisa menggenggam waktu.
Aku akan membuatnya berhenti
Saat kau ada di sampingku
Tapi waktu harus terus berlari

Aku ingat saat-saat itu
Terlintas jelas di pikiranku
Saat-saat yang kau anggap tak memiliki arti
Saat yang tak pernah kau sadari

Lihatlah aku..
Dan artikan semua pancaran mataku
Kau selalu melihatku
Tapi tak pernah kau dapat artikan semua itu

Aku ingin kamu rindukan
Karena itulah yang aku inginkan,
Aku ingin kamu peduli
Karena itulah yg aku nanti

Ambilah hatiku..
Bawa dan simpanlah ia di hatimu
Aku telah lelah memilikinya
Aku ingin berhenti
Berhenti dari permainanku sendiri.





Jumat, 26 November 2010

Fakta-fakta Menarik Tentang Bahasa Indonesia



Fakta-fakta berikut adalah fakta menarik tentang Bahasa Indonesia yang dimana kita sebagai putra-putri Bangsa Indonesia dapat bangga akan bahasanya sendiri. Merdeka !!!
Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Di tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
Ejaan Van Ophuysen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dan Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai “bahasa persatuan bangsa” pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
Bahasa Indonesia di luar negeri
Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa kedua bagi penduduk Ho Chi Minh City yang merupakan ibu kota Vietnam. Di Australia, bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer keempat. Gambar di bawah ini merupakan pemetaan keberadaan Bahasa Indonesia (sumber : Wikipedia)

Pemetaan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia di dunia maya
Bahasa Indonesia juga mendunia di dunia maya, buktinya wikipedia berbahasa Indonesia telah menduduki peringkat 26 dari 250 wikipedia berbahasa asing di dunia dan peringkat 3 di asia setelah bahasa Jepang dan Mandarin, selain itu bahasa Indonesia menjadi bahasa 3 yang paling banyak digunakan dalam posting postingan di wordpress.
Peringkat Bahasa Indonesia di dunia
Bahasa Indonesia di dunia menduduki peringkat 3 dalam Bahasa tersulit di Asia dan peringkat ke 26 di dunia. Berikut beberapa nama bahasa dalam peringkat bahasa dunia :
1. Bahasa Ibrani (bahasa kaum Yahudi)
2. Bahasa Yunani
3. Bahasa Latin
4. Bahasa Jepang
5. Bahasa Korea

26. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia juga dipelajari di luar negeri
Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi pada rapat pleno Kongres IX Bahasa Indonesia. Saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya. Di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia.

Sejarah nama INDONESIA


Sebelum kedatangan bangsa Eropa
PADA zaman purba kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama.


Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai *Nan-hai* (Kepulauan Laut Selatan).Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini *Dwipantara* Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta *dwipa* (pulau) dan *antara* (luar, seberang).

Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke *Suwarnadwipa* (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut tanah air kita *Jaza’ir al-Jawi* (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah *benzoe*, berasal dari bahasa Arab *luban jawi*(kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon *Styrax sumatrana* yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra .

Sampai hari ini jemaah **** kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. “Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi (Sumatra, Sulawesi , Sunda, semuanya Jawa)” kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah.


Masa kedatangan Bangsa Eropa

Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia . Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab , Persia , India , dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah Hindia”. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan tanah air kita memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (*Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien*) atau “Hindia Timur” *(Oost
Indie, East Indies , Indes Orientales)* . Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (*Maleische Archipel, Malay Archipelago , l’Archipel Malais*).

Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah *Nederlandsch- Indie* (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah *To-Indo* (Hindia Timur).

Berbagai Usulan Nama

Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde*, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (bahasa Latin *insula* berarti pulau).


Eduard Douwes Dekker

Tetapi rupanya nama *Insulinde* ini kurang populer. Bagi orang Bandung , *Insulinde* mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.

Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata “ India ”. Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya.

Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 Lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.

Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari *Jawadwipa*( Pulau Jawa).

Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, *”Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” *(Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat). Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis.

Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudra”, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern.

Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda. Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia . Kini akan kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.

Nama Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, *Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia * (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865),menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.


James Richardson Logan


Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel *On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations*. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (*a distinctive name*), sebab nama Hindia Tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: *Indunesia*atau *Malayunesia* (*nesos* dalam bahasa Yunani berarti Pulau).

Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: *… the inhabitants of the Indian Archipelago or malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.*

Earl sendiri menyatakan memilih nama *Malayunesia* (Kepulauan Melayu) daripada *Indunesia* (Kepulauan Hindia), sebab *Malayunesia* sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan *Indunesia* bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah *Malayunesia* dan tidak memakai istilah *Indunesia*. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel *The Ethnology of the Indian Archipelago. * Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanahair kita, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan.

Logan memungut nama *Indunesia* yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan : *Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia , which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago. * Ketika mengusulkan nama “ Indonesia ” agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!

Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “ Indonesia ” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku *Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel* sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880.

Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam *Encyclopedie van Nederlandsch-Indie*tahun 1918.

Padahal Bastian mengambil istilah “ Indonesia ” itu dari tulisan-tulisan Logan. Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah “ Indonesia ” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama *Indonesische Pers-bureau. *

Masa Kebangkitan Nasional
Makna politis


Pada dasawarsa 1920-an, nama “ Indonesia ” yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama “ Indonesia ” akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa *Handels Hoogeschool* (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam , organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama *Indische Vereeniging* ) berubah nama menjadi *Indonesische Vereeniging* atau Perhimpoenan Indonesia . Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.


Bung Hatta

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (*de toekomstige vrije Indonesische staat*) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli.

Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (*een politiek doel*), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (*Indonesier*) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya. “ Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan *Indonesische Studie Club*pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 *Jong Islamieten Bond* membentuk kepanduan *Nationaal Indonesische Padvinderij* (Natipij).

Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “ Indonesia ”. Akhirnya nama “ Indonesia ” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda. Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota *Volksraad* (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardji Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch- Indie”.


Kongres Pemuda

Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah. Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama “Hindia Belanda” untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.

Selasa, 23 November 2010

I'm TIRED


Gue lelah nunggu lo, gue lelah kalo cuma kaya gini. Gue lelah nunggu lo tiap malem, gue lelah nunggu lo liat gue, gue lelah harus trus nyembunyiin perasaan ini, gue lelah sama perasaan gue yang aneh kalo lo muncul (ngga enak tau), gue lelah nunggu lo ngerti, gue lelah nunggu lo nyadar, gue lelah. Paham ?!

Tapi gue ngga bisa ninggalin rasa ini gitu aja, gue ngga bisa buang gtu aja atau ngehancurinnya kapan pun gue mau. Ini Tak Semudah yang Anda Kira Jika Anda Menjadi Saya. ini rumit, atau gue yang bikin semua ini rumit? Kenapa lo yang dipilih cinta buat gue suka? kenapa ngga cwo lain? knpa ngga yang lebih ngerti gue, lebih mudah, lebih bisa liat gue apa adanya? Kenapa cowo aneh, tampang oon, Misterius kya lo yang dipilih cinta?
Gue ngga bisa balik lagi ke awal dimana gue pertama tau lo, atau mengakhiri ini semua. Gue Terjebak. Jadi tolong gue, masuklah ke dalam sini, kita akan terjebak bersama dan mencari jalan keluarnya bersama.

Tapi lo ngga pernah tau itu, Gue LELAH.

Aku Lelah dan Pasrah, biarkan rasa ini mengalir bersama air, berlabuh dimana pun Ia suka dan terbang bersama angin, hinggap dimana pun Ia mau. atau mungkin melebur bersama api dan terkubur bersama tanah.

Minggu, 21 November 2010

Hati Ini Tau Keberadaan mu

Ini harusnya di post hari sabtu, tapi gue males banget.

Oke kawan, sabtu ini gue bangun dengan membuka mata, seperti biasa. Setelah bangun, kucek-kucek mata, keluar kamar, ambil anduk, masuk ke kamar mandi (kebetulan lagi ngga shalat), satu stel baju pramuka, beberapa buku dalam tas dan satu semprot parfum kemudian..

waktunya makan.. ternyata ngga ada makanan. mamah lagi masak sate dari daging sisa Idul Adha kemarin. mamah selesai. Gue ambil piring. ambil nasi. masuk ke dapur, ternyata dapurnya penuh banget sama asap. Coba tebak kawan-kawan apa yang terjadi? tidak terjadi apa-apa, itu asap bekas bakar sate, hanya saja sepertinya satenya belum terlalu matang. Gue ambil 3 tusuk sate, dengan muka tak berdosa gue makan tuh sate.." Satenya belum mateng.. Bener-bener belum matang.. aaaaaaaaaahhhh...
ya sudahlah, gue coba buat sate itu lebih mateng, dan apa yang terjadi lagi kawan? asepnya banyak banget.. baju pramuka gue bau..gue urungkan niat baik gue. Alhasil gue hanya makan pake air kari bekas kemarin malem (malang banget idup lo).

Oke, di sekolah. Lebih malang lagi, hari ini banyak banget ulangan dan yang pertama adalah ulangan BIOLOGI, pelajaran yang gue gak suka karena banyak bahasa planetnya. Tapi ternyata *sring, ulangannya cukup lancar karena eh karena soalnya adalah soal yang kita pelajarin saat kita les. dudududu.. tak begitu berarti *tingting (pede banget lo,nilainya gmn?*gubrag). Karena gue sma sobat gue Nadia kebagian ulangan di kloter pertama, jadi kita udah bisa nikmatin masa kebebasan kita dari bahasa planet-planet itu, (walaupun sebenrnya nadia paling suka biologi).

jantung gue ngerasain sesuatu kawan, ngga enak, dagdigdug. Tiba-tiba wajah Nadia berubah jadi autis, "ci, itu !" , gue udah bisa nebak (ala mamah lemon). Nadi "Tadi dia buang sampah" gue bilang "trus apa spesialnya dengan buang sampah?hehe". Rasa yang tadi udah mereda "dia udah ngga ada kan nad?" Nadia bilang, "iya, ngga ci". cielaahh.. *tingtingting gimana felling gue bagus kan?

Gue sama Nadi nikmatin masa kebebasan kita, dengan ngayal (autis) setinggi-tinggi kita, gak papalah kenyataan gak bisa, ngimpi aja.
Berselang beberapa hayalan kemudian..
Jantung gue ngerasain yang kaya tadi lagi. Dia datang. Nadi kaya cacing kepanasan. gue cuma bisa diem, nunduk sambil pegang dada gue (bisakah dia tidak memberikan efek samping yang berlebihan?) dia berjalan di depan gue. Cowo aneh, tampang oon, kaya anak kecil, tapi keren di mata gue. Oke, dia mulai tak terlihat, rasa gue mulai ilang, membaik.

Kembali ke menikmati masa kebebasan kita, Nadi ngayalin Mr.N nya yang sampai saat ini dia belum bisa lakuin apa-apa buat Mr.N, Nadi kacau kalau udah ngomongin Mr.N dia ngga akan berhenti bilang "Aaahh.." . Gue udah tawarin dia sesuatu tapi dia ragu, gue kasih ide, dia ragu. Gue bilang " Anggap aja ini sebuah permainan menyusun rencana, kamu analisis apa yang akan terjadi, buat rencana, dan lihat apa yang akan terjadi.. jika gagal, lakukan lagi !" dia masih tetap ragu. AAaahh aku ngga ngerti sama pikiran orang yang lagi jatuh cinta, ckckckck (lah, gue?).

Kloter dua udah selesai, gue sama Nadi berdiri di depan pintu, melihat lorong kelas (seperti mandor yg lagi liat keadaan) dan Nadi bilang "kalo aja kaya gini, dia berada di ujung sana, dan seolah-olah semua orang ini ngga ada, hanya Aku dan Dia (masih ngayal)" tepat setelah Nadi bilang kaya gitu, dia, Mr. Bear, berada tepat di depan gue, di ujung lorong sana dan hayalan Nadia masuk ke dalam pikiran Gue. Tapi gue langsung berbalik arah.Bodoh.

Nadi sama gue masuk kelas, mereka udah beres ulangannya. Tiba-tiba Dina nyamperin gue "suciiii...suciii...", dia kya orang gila. gue ngga ngerti apa yang dia omongin, gue mulai takut, gue panggil Nadia. "Dina kenapa nad,kok jadi gini?" *panik. Dina mulai nyeritain apa yang terjadi, tapi gue sama Nadia tetep ngga ngerti. Dina koprol (klo Nadia bilang, gue ngga ngerti. Katrok!), Dina mulai guling-guling di lantai. yang gue sama Nadi tau cuma satu, pasti ttg ****. hahahaha.. kayanya Dina udah mulai beneran suka sama dia. Tebak kawan-kawan apa yang sebenernya terjadi ? **** senyum sama Dina, dan dia jadi kya gtu??. Oke, cukup dengan kegilaan Dina.
Acid lagi banyak masalah akhir-akhir ini dan hari itu, dia lagi sibuk nyelesain masalahnya.

Istrahat ke dua, gue sama temen-temen gue mau pergi ke mesjid Mr.Bear berada di depan kelasnya, gue udah tau itu sebelumnya. Gue siap-siap karena gue pasti jadi korban keganasan Dina (yang selalu nunjukin klo gue ******** Mr.Bear.) gue coba jauhin Dina, ngga mau disentuh Dina karena pasti dia bakalan jorok-jorokin gue. Oke, berakhir dengan keributan. Dina berisik banget kalo ada Mr.Bear, tapi dia ngga bisa berkutik klo ada **** :P

Udah, hari ini perpisahan PPL. Tinggal gue, Nadia dan Acid yang tersisa, Dina pulang, ada acara keluarga. Acid sama Nadi mau pergi ke rumah Nadi dulu bentar buat bawa kameranya Nadi. Gue ditinggalin sendiri. Tak beberapa lama kemudian mereka balik, nah lo , kenapa? ternyata mereka ngga bisa nemuin motornya Andre dari beberapa ribu motor yang ada di parkiran (terlalu lebe klo ribu, ratus aja). Gue, yang lagi ngasah sence of detective gue pengen namuin motornya Andre. Gue sama Nadi berangkat ke parkiran, tak beberapa lama motor Andre ketemu (guhe githo loh) tapi sayang,oh seribu sayang, gue sama Nadi oon banget. kita ngga tau giman buka bagasi + ngeluarin motornya, lalu kita panggil Acid. hahaha.. Masalah ter-se-le-sai-kan *tingting. Gue sma Nadi dan motornya Andre juga, dengan hati-hati melakukan tugas.

oke, kita balik ke sekolah, langsung jepret-jepret dan menuju ke podium tempat dimana acara dilaksanakan. Gue sama sobat-sobat gue itu diem di depan *** ***. Deg, Jantung gue ngerasain hal aneh lagi. Acid bilang, "ke depan yuk! siapa tau aja ada Mr.N nya Nadia dan Mr.Bear." gue bilang "engga ah, dia juga ada di sini" (dengan lirih). Acid ngga dengerin gue kyanya, tapi kita tetep berada di tempat itu, Acid liat ke dalam *** ***, dia teriak "ada ci..cciii aaddaa.." ("matiin aja gue, matiin aja!) kalo lo semua tau teriakannya acid kya gmana.. uuuhhh dia kalo teriak kenceng banget, gak usah pake toa udah kedenger kemana-mana. Okelah cukup. kita laksanain tugas kita, foto-foto sama PPL, khususnya sma Pak Imam. Foto-foto sendiri juga udah. Liat pensi, dengerin lagu yang bagus.

Terkadang waktu memaksa kita untuk pergi walaupun kita tak ingin.

Itu aku

Oke, ini terlalu mudah untuk ditebak.

ITU AKU.